Pohon
damar atau
bindang (
Agathis dammara (Lamb.) Rich. & A. Rich.
syn. A. celebica,
A. alba) merupakan sejenis pohon anggota tumbuhan runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Habitat aslinya terutama adalah kawasan Malesia bagian timur. Tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-nya. Damar ini diolah untuk dijadikan kopal.
Tumbuhan ini terutama dijumpai hutan pegunungan, meskipun cukup toleran dengan kondisi dataran rendah. Tajuknya tegak meninggi dengan percabangan yang tidak terlalu lebar. Daunnya lanset agak lebar namun relatif tebal. Bentuknya yang khas ini membuatnya disukai sebagai tumbuhan peneduh tepi jalan (misalnya di Jalan Dago, Bandung).
Populasi 3 spesies langka yang dilindungi di Indonesia seperti Gajah Sumatera, Badak Sumatera, dan Harimau Sumatera di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) terancam punah akibat pembalakan, perambahan dan perburuan liar.
Berdasarkan hasil evaluasi balai besar TNBBS bersama sejumlah NGO, mulai dari Rhino Protection Unit, Worldwide Fun for natur (WWF), dan Wildlife conservation society (WCS) di bentangan TNBBS, populasi Harimau Sumatera saat ini tinggal 40-80 ekor saja, Badak Sumatera 50-60 ekor, dan Gajah Sumatera tinggal 600an ekor saja.
Bila semua pihak tidak bertindak cepat, dalam waktu 10 tahun, hewan-hewan ini akan punah dari muka bumi. "Ancaman paling besar adalah perambahan yang menyebabkan alih fungsi hutan di TNBBS. 18 persen dari luas TNBBS sudah terkonvensi menjadi kebun aktif." kata Kepala Bidang Pengelolaan TNBBS Wilayah I
Selain pembalakan liar, menurunnya jumlah populasi ketiga satwa langka ini disebabkan juga oleh perburuan liar. Meskipun jumlahnya kini mulai menurun, namun rata-rata setiap tahun ditemukan 5 kasus perburuan tiga jenis hewan yang paling dilindungi ini.
Populasi 3 spesies langka yang dilindungi di Indonesia seperti Gajah Sumatera, Badak Sumatera, dan Harimau Sumatera di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) terancam punah akibat pembalakan, perambahan dan perburuan liar.
Berdasarkan hasil evaluasi balai besar TNBBS bersama sejumlah NGO, mulai dari Rhino Protection Unit, Worldwide Fun for natur (WWF), dan Wildlife conservation society (WCS) di bentangan TNBBS, populasi Harimau Sumatera saat ini tinggal 40-80 ekor saja, Badak Sumatera 50-60 ekor, dan Gajah Sumatera tinggal 600an ekor saja.
Bila semua pihak tidak bertindak cepat, dalam waktu 10 tahun, hewan-hewan ini akan punah dari muka bumi. "Ancaman paling besar adalah perambahan yang menyebabkan alih fungsi hutan di TNBBS. 18 persen dari luas TNBBS sudah terkonvensi menjadi kebun aktif." kata Kepala Bidang Pengelolaan TNBBS Wilayah I
Selain pembalakan liar, menurunnya jumlah populasi ketiga satwa langka ini disebabkan juga oleh perburuan liar. Meskipun jumlahnya kini mulai menurun, namun rata-rata setiap tahun ditemukan 5 kasus perburuan tiga jenis hewan yang paling dilindungi ini.